"Ayi Ghayo Onam" dan Ziarah Kubur Tradisi Membudaya di Kampar



Oleh : Rika Syafitri, Mahasiswi UIN Suska Riau, (email : Rikasyafitri583@gmail.com/083167664246).


Kampar, (Potretperistiwa.com) – Kabupaten Kampar merupakan  kota yang berjulukan Serambi Mekkah. Dimana Kabupaten Kampar  memiliki kekayaan budaya dan tradisi Islam yang mengakar. Perpaduan tradisi budaya dan Islam menghampiri hampir seluruh aktivitas kegiatan masyarakat Kabupaten Kampar.


Banyak kegiatan - kegiatan keagamaan yang dilaksanakan serta dipadukan  oleh warga Kampar. Salah satunya seperti pelaksanaan hari raya enam atau yang akrab disebut warga Kampar "Ayi Ghayo Onam".


"Ayi Ghayo Onam" ini dilaksanakan warga Kampar tepatnya pada tanggal 7 syawal, atau pasca perayaan Hari Raya Idul Fitri.


Hal tersebut juga terlihat dilakukan oleh Warga Desa Penyasawan Kecamatan Kampar Kabupaten Kampar - Riau.


Setiap "Ayi Ghayo Onam" warga Desa Penyasawan menggelar kegiatan Ziara Kubur, Ziarah kubur tersebut digelar di setiap pemakaman Desa. Baik itu pemakaman pribadi bahkan pemakaman antar suku.


Sebelum pelaksanaan ziarah kubur terlebih dahulu warga beramai - ramai melaksanakan gotong royong membersihkan setiap pemakaman tersebut.


Momen "Ayi Ghayo Onam"  dilakukan untuk menumbuhkan rasa kekeluargaan dan kebersamaan antar persukuan serta mengenang dan mendoakan keluarga yang telah meninggal dunia. Selain itu sebagai pengingat bahwa setiap yang bernyawa pasti akan mati.


Salah satu warga persukuan Nurfa Dilla ketika diwawancara Media ini beberapa waktu lalu mengatakan," sebelum hari raya Idul Fitri saya dan keluarga sudah membersihkan makam keluarga.


" Sebelumnya kita membersihkan pemakaman keluarga. Walaupun setiap tahun kita juga mengunjungi makam keluarga tapi saat "Ayi Ghayo Onam" ini justru berbeda,  kebiasaan antar suku berziarah kubur pada hari "Ayo Onam"  ini rasanya berbeda, karena acara ini dilakukan dengan bersama-sama dan berdamai” ujar Dhila dengan wajah yang penuh kegembiraan.


Nurfa juga mengaku sangat bangga terhadap tradisi yang dilakukan masyarakat antar persukuan yang ada di daerah ini


 " Semoga kegiatan ini selalu dijaga dan di lestarikan hingga ke anak cucu kita “ ucapnya.


Ditempat berbeda Kepala Desa Penyasawan Gery Ari Yonri, S.Ip saat dimintai tanggapan terkait tradisi "Ayi Ghayo Onam" mengatakan," bahwa kegiatan

Ziarah kubur ini bukan dilakukan oleh masyarakat satu Desa saja tetapi ziarah kubur pada hari raya enam ini dilakukan oleh masyarakat antar suku walaupun tempat tinggal mereka berbeda Desa tetapi juga boleh ikut serta apa lagi jika ada keluarganya yang dimakamkan ditempat tersebut.


Menurut saya Ziarah Kubur yang telah menjadi tradisi masyarakat pada hari raya enam ini sangat bangus karena bisa memupuk lagi rasa kekeluargaan dan menguatkan silaturahmi antar persukuan serta dihari yang suci tersebut masyarakat juga mengingat dan mendoakan keluarga yang telah meninggal dunia.


" Ini merupakan tradisi yang sangat positif, selain bisa untuk mendoakan keluarga yang sudah meninggal, kita juga dapat menjalin silahturahmi antar sesama" pungkas Kades.***(Rika Syafitri, Mahasiswi UIN Suska Riau).

Print Friendly and PDF

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama