Peduli Nasib Keluarga Narapidana, Kepala Kanwil Kemenkumham Riau Serahkan Bibit Ikan


 

Pasir Pengaraian, (potretperistiwa.com) -  Sebagian besar dari 765 warga binaan Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIB Pasir Pengaraian berstatus sebagai tulang punggung keluarga. Semenjak ditahan, mereka tidak lagi bisa menafkahi keluarganya, anak istri yang ditinggalkan pun semakin  merana.


Peduli dengan nasib keluarga narapidana tersebut, Kepala Kanwil Kemenkumham Riau, Mhd. Jahari Sitepu, bersama Kepala Lapas Pasir Pengaraian, Bahtiar Sitepu, menyerahkan bantuan berupa 1000 bibit ikan lele untuk modal wirausaha, Rabu (7/9). 


Yang membanggakan, bibit yang diserahkan merupakan hasil karya budidaya perikanan warga binaan Lapas Pasir Pengaraian dibawah pengawasan Kepala Pengamanan Lapas, Parlin H. Simanjuntak.


"Warga binaan sudah kami anggap sebagai keluarga besar kami. Kami peduli keberadaan mereka dan keluarganya. Semoga benih ikan lele ini bisa dimanfaatkan sebagai sumber pendapatan bagi keluarga  warga binaan terkhusus bagi mereka yang tidak bisa lagi menafkahi keluarganya," kata kakanwil. Shaputri dan Rubi menjadi perwakilan keluarga WBP yang menerima bantuan ini. Mereka tak menyangka, pihak lapas sangat menaruh perhatian kepada mereka. "Memang semenjak suami saya masuk lapas, saya istrinya yang harus bekerja. Kalau tidak, anak-anak gak bisa sekolah. Bibit ikan ini sangat membantu, terima  kasih ya pak," kata ibu dengan dua putri ini.


Ar (43), narapidana kasus pencurian dengan kekerasan yang merupakan suami dari Shaputri mengaku menyesal atas perbuatan yang dilakukannya. Akibat pikiran pendeknya mendapatkan uang, akhirnya dia berurusan dengan hukum. Keluarga yang selama ini menerima nafkah darinya, akhirnya menjadi korban. "Saya ucapkan juga terima kasih kepada pihak Lapas Pasir Pengaraian yang begitu perhatian dengan nasib keluarga saya. Saya taubat pak, saya jera. Saya tidak akan merepotkan keluarga saya dan pihak lapas lagi. Saya akan kembali menjadi kepala keluarga yang baik," janjinya berurai air mata.***(Robby Bangun)

Print Friendly and PDF

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama