H. Imam Tobroni, Wakil Ketua PCNU, Wajib Perkuat Literasi Digital Menjaga Persatuan dalam Bingkai Kebhinekaan


Cilacap, (potretperistiwa.com) - Edisi ke-3 Literasi Digital Lembaga Dakwah PBNU (LD PBNU) bersama Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU)  dan Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia mengusung tema “Menjaga Persatuan dalam Bingkai Kebhinekaan”  yang digelar di Gedung Muslimat NU Kuripan pada Minggu (17/3/2024). 


Kementerian Kominfo, melalui Direktorat Jendral Aplikasi Informatika, berkomitmen dalam menyelenggarakan berbagai program untuk mendukung transformasi digital yang inklusif dan berkelanjutan, menargetkan tiga sektor utama: masyarakat umum, pemerintahan, dan pendidikan. Program tahun 2024 akan fokus pada empat pilar utama, yakni kecakapan digital, keamanan digital, budaya digital, dan etika digital.


Wakil Ketua PCNU Cilacap, Dr. H. Imam Tobroni, S.Ag., menyatakan urgensi literasi digital, terutama di antara generasi muda NU, dan memberikan dukungan sepenuhnya pada acara tersebut sebagai upaya untuk menyesuaikan diri dengan perubahan digital yang terus berkembang.


Sekretaris Lembaga Dakwah PBNU, Nurul Badruttamam menyadari bahwa era digital membawa tantangan baru, terutama terkait polarisasi opini di kalangan masyarakat. Untuk itu, menurutnya diperlukan strategi dakwah yang fokus pada persatuan, dimulai dari pembuatan konten positif dan dialog interaktif. 


“Kami berkomitmen untuk menciptakan konten yang menekankan nilai-nilai persatuan, toleransi, dan penghargaan terhadap perbedaan. Melalui pendekatan ini, kami berharap dapat membangun kedamaian dan kesatuan di tengah-tengah keragaman masyarakat.” Kata Kyai Nurul.


Sementara itu, Sekretaris PC Fatayat Nisfatul Azizah, S.Pd., M.Pd., mengungkapkan bahaya hoax mulai dampak sosial, ekonomi, politik keamanan dan yang lebih besar dapat mengancam keutuhan negara. Ia menyebutkan berbagai cara untuk mengatasi berita hoax di media sosial, mulai dari hati-hati dengan judul provokatif, situs dan periksa fakta.


“Bisa ikut serta grup diskusi anti-hoax dan tidak perlu ingin jadi yang pertama menyebarkan berita.” pungkasnya. ****(Anan)

 

Print Friendly and PDF

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama