Upacara Mewinten Dasa Guna Saat Bulan Purnama di Bali


Bali, (potretperistiwa.com) -
Suasana di Bali begitu meriah penuh dengan upacara keagamaan. Menurut kepercayaan agama Hindu di masa bulan purnama ke sepuluh itu adalah masa yang diyakini sebagai hari yang penuh dengan hal-hal kesucian. Di mana orang banyak melakukan kegiatan yang mengarahkan dirinya kepada suatu proses penyucian diri atau mengarahkan dirinya kepada Tuhan, hal ini dapat dilakukan dengan cara ke pura untuk sembahyang dan sebagainya. Salah satunya adalah dengan melakukan penyucian diri yang disebut juga sebagai mewinten atau pewinten.

Kata atau kalimat pewinten itu sendiri berasal dari kata intan yang identik dengan souche atau permata, adapun harapan kita setelah melakukan suatu proses upacara mewinten adalah kita mampu menjaga pikiran, ucapan dan tingkah laku agar tetap berpegang atau berdasar pada norma-norma agama.

Menurut Pedanda Ida Sri Rsi Bhagawan Siwa Budha dari Griya Taman Sari di Balangan-Jimbaran, ada beberapa jenis pewintenan diantaranya :

1. Pewintenan Sari atau bunga, upacara ini di pimpin oleh seorang pemangku dan di khususkan untuk anak-anak TK atau usia 3 tahun ( balita ).
2. Pewintenan Saraswati, upacara ini juga dipimpin oleh seorang pemangku dan ditujukan kepada pelajar sesuai dengan namanya yaitu Dewi Saraswati yang tidak lain adalah Dewi Ilmu pengetahuan.
3. Pewintenan Dasa Guna, dipimpin oleh seorang Ida Resi , dilakukan oleh seseorang yang ingin belajar dalam hal kemungkinan menjadi pemangku, dasaran, Balian,sulinggih  sesuai dengan namanya Dasa Guna yaitu 10 kegunaan atau manfaat atau profesi dan bisa juga dilakukan oleh pasangan suami istri.
4. Pewintenan Gana Pati dipimpin oleh seorang Ida Resi, sebagai tingkat lanjutan dari Dasa Guna . Secara singkat dapat dikatakan orang yang melakukan pewintenan Gana Pati adalah merupakan pendalaman sesuai dengan bakat, profesi atau kegunaannya.
5. Pewintenan Panca Resi juga dipimpin oleh seorang Ida Resi, dan diperuntukkan bagi pemangku kayangan tiga. Seperti pemangku di Pura Desa, di Pura Puseh atau di Pura Dalem.
6. Pewintenan Samsekara Eka Jati adalah jika seseorang ingin menjadi Jero Gede.
7. Pewintenan Dwi Jati adalah proses pewintenan  tingkat akhir jika dia ingin menjadi seorang Ida Resi.
Adapun dalam agama Hindu Mewinten adalah suatu kewajiban bukan keharusan. Ada perbedaan antara harus  dengan wajib salah satunya adalah jika harus berarti ada paksaan atau dorongan dari pihak lain tetapi kalo wajib adalah karena tumbuh dari hati.

Dari semua jenis Pewintenan tersebut di atas hanya Pewintenan Sari , Bunga  dan Saraswati yang tidak menggunakan rajahan pada tubuh serta tidak mencicipi sad rasa (aneka jenis rasa kehidupan di dunia).

Sebagai tambahan mengapa jika pasangan suami istri melakukan Pewintenan Dasa Guna harus keduanya tidak boleh sendiri-sendiri adalah dapat di ibaratkan sebagai berikut : Yang satu berpakaian putih bermakna bersih sedangkan yang satu berpakaian hitam atau bermakna kotor jika dipersatukan maka yang bersih akan ikut kotor. Itu sebabnya dengan melakukan Pewintenan Dasa Guna diharapkan ada keselarasan kesatuan pikiran, sikap dan perilaku untuk menuju arah lebih baik sesuai tuntunan agama.****(Agatha)
Print Friendly and PDF

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama