Klarifikasi Video Viral di Mendsos Seorang Wanita Mengamuk Dan Tendang Jerigen Saat Isi BBM Di SPBU Bagansiapiapi, Ini Cerita Sebenarnya


Rohil, (potretperistiwa.com) -
Pengawas SPBU PT. SPRH Rohil, Abdi Nata, memberikan klarifikasi terkait video viral yang memperlihatkan seorang konsumen wanita mengamuk dan menendang jerigen di sebuah SPBU.  


Dalam pernyataannya, Abdi Nata menyayangkan beredarnya video tersebut yang menurutnya telah memunculkan narasi-narasi keliru dan liar tanpa memahami kejadian sebenarnya. Ia menegaskan bahwa insiden tersebut  bukan disebabkan oleh kesalahan pihak SPBU dalam menyalurkan bahan bakar, melainkan murni konflik antar konsumen.  


“Kejadian ini tidak ada kaitannya dengan petugas SPBU. Masalahnya murni antara konsumen satu dengan konsumen lainnya,” ujar Abdi Nata.  


Menurutnya, peristiwa itu bermula saat seorang wanita hendak mengisi 46 jerigen, di mana 44 telah terisi dan 2 masih kosong. Sementara itu, ada konsumen lain yang merasa tidak senang, sehingga terjadilah perselisihan yang berujung perkelahian mulut di antara mereka.  


Yang menjadi perhatian adalah bahwa insiden tersebut direkam oleh suami dari wanita tersebut, yang justru tidak berupaya melerai pertikaian, melainkan merekamnya.


“Logikanya, seorang suami yang melihat istrinya berkelahi seharusnya melerai, bukan malah memvideokan kejadian tersebut,” tambahnya.  


Meskipun tidak bersangkutan langsung dengan kejadian tersebut, pihak SPBU tetap merasa dirugikan akibat narasi liar yang berkembang di media sosial.  


Sebagai bentuk penyelesaian, pihak SPBU telah mendamaikan pertikaian diantara kedua konsumen sebelum vidio viral, dengan turut melibatkan Bhabinkamtibmas setempat. Selain itu, pihak SPBU telah menyurati Dinas Perikanan kejadian seperti ini agar tidak terulang kembali, berharap OPD untuk menarik kembali surat rekomendasi kelompok pengisian BBM. 


“Kami telah mengambil langkah untuk menyurati  OPD terkait jika perlu izin kelompok pengisian BBM mereka dicabut,” pungkasnya.  


Abdi Nata juga berharap agar masyarakat dapat memahami duduk permasalahan secara objektif tanpa terpengaruh narasi liar yang tidak sesuai fakta.**(Arifin). 

Print Friendly and PDF

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama