Malam Nifsu Sya’ban, Berikut Peristiwa Penting dan Keistimewaannya


 

SAHABAT POTRET PERISTIWA 

Allah SWT, telah memberikan keistimewaan pada hari-hari tertentu dan tempat-tempat tertentu. Keistimewaan itu adalah berupa ampunan dosa dan pahala ibadah yang lebih besar dibanding hari-hari atau waktu-waktu biasanya. Misalnya saja, beribadah di Bulan Ramadhan lebih besar pahalanya dibanding bulan-bulan biasanya. Shalat di Masjidil Haram juga demikian, lebih besar pahalanya dibanding shalat di masjid biasa.


Juga di antara keistimewaan itu adalah malam pertengahan bulan Sya’ban atau biasa orang menyebutnya malam Nishfu Sya’ban. Malam yang bertepatan dengan tanggal 15 Sya’ban.


Nah,...sebenarnya apa saja peristiwa dan keistimewaan pada malam Nishfu Sya'ban, untuk diketahui mari kita simak penjelasan berikut : 


Dalam sejarah Islam , banyak peristiwa besar yang terjadi pada bulan Syaban . Seperti, peristiwa pemindahan arah kiblat Masjidil Aqsa menuju Kabah, serta waktu diangkat catatan amal manusia. Dengan beberapa peristiwa besar ini tidak heran jika bulan Syaban disebut sebagai bulan yang penuh rahmat.


Semua umat Muslim dianjurkan memperbanyak amalan sunah, untuk mendapatkan rahmat dan keutamaan Malam Nisfu Syaban . Amalan sunah tersebut dapat dilakukan di malam bulan Syaban, yang pada tahun puncak ini diperkirakan jatuh pada tanggal 24 - 25 Februari 2024.


Untuk mendapatkan keutamaan malam Nisfu Syaban ini, seluruh umat muslim dapat melakukan beberapa amalan sunah. Mulai dari puasa sunah Nisfu Syaban , doa, juga istighfar. Bukan hanya itu, umat muslim disarankan untuk menunaikan ibadah sholat sunah Nifsu Syaban untuk menambah amalan dan takut keimanan.


Dengan begitu, umat muslim bisa mendapatkan rahmat dan pahala sebanyak-banyaknya di malam nisfu syaban yang dirahmati Allah.



ذَلِكَ شَهْرٌ يَغْفُلُ النَّاسُ عَنْهُ بَيْنَ رَجَبٍ وَرَمَضَانَ وَهُوَ شَهْرٌ تُرْفَعُ فِيهِ الْأَعْمَالُ إِلَى رَبِّ الْعَالَمِينَ فَأُحِبُّ أَنْ يُرْفَعَ عَمَلِي وَأَنَا صَائِمٌ


Bulan Sya’ban (bulan antara Rajab dan Ramadhan) adalah bulan di saat manusia lalai. Bulan tersebut adalah bulan dinaikkannya berbagai amalan kepada Allah, Rabb semesta alam. Oleh karena itu, aku amatlah suka untuk berpuasa ketika amalanku dinaikkan. (HR. An-Nasa’i, No. 2359)


Amalan Nisfu Syaban .....


Amalan Nisfu Syaban yang Sesuai Sunnah

Saat tiba bulan syaban, hanya ada satu amalan sunnah yang diajarkan Rasulullah, yaitu berpuasa. Sebelum menghadapi bulan puasa yang panjang di bulan Ramadhan, Nabi Muhammad lebih sering melakukan puasa sunnah di bulan syaban. Selain itu, bulan Syaban juga dekat dengan Ramadhan sehingga bagi siapapun yang memiliki hutang puasa bisa dilunasi di bulan ini. ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha mengatakan,


كَانَ يَكُونُ عَلَىَّ الصَّوْمُ مِنْ رَمَضَانَ ، فَمَا أَسْتَطِيعُ أَنْ أَقْضِىَ إِلاَّ فِى شَعْبَانَ


Aku masih memiliki utang puasa Ramadhan. Aku tidaklah mampu mengqodho’nya kecuali di bulan Sya’ban.” Yahya (salah satu perowi hadits) mengatakan bahwa hal ini dilakukan ‘Aisyah karena beliau sibuk mengurus Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. (HR. Bukhari, No. 1950)


Sementara itu, dalil mengenai anjuran sering-sering berpuasa di bulan Syaban diriwayatkan oleh Aisyah Radhiyallahu ‘Anha, bahwa beliau berkata,


فَمَا رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – اسْتَكْمَلَ صِيَامَ شَهْرٍ إِلاَّ رَمَضَانَ ، وَمَا رَأَيْتُهُ أَكْثَرَ صِيَامًا مِنْهُ فِى شَعْبَانَ


Aku tidak pernah sama sekali melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berpuasa secara sempurna sebulan penuh selain pada bulan Ramadhan. Aku pun tidak pernah melihat beliau berpuasa yang lebih banyak daripada berpuasa di bulan Sya’ban.” (HR. Bukhari, No. 1969)


Di sini sangat penting diingat bahwa amalan yang diterima oleh Allah adalah amalan yang diajarkan oleh Rasulullah. Jika mengamalkan ibadah yang tidak diajarkan maka akan menjadi bid’ah dan amalan tersebut akan tertolak. Mengenai amalan sunnah pada bulan Syaban hanya ditemukan sunnah untuk berpuasa, tidak ada amalan shalat berjamaah, berdoa bersama, ataupun membaca surat Yasin. Jika memang amalan tersebut dilakukan oleh Rasul, pasti kita bisa menemukan hadits shahihnya.



Amalan Keliru di Bulan atau Malam Nisfu Syaban


Saat bulan Syaban tiba, Rasul hanya mengajarkan kita untuk memperbanyak puasa di bulan tersebut. Rasul tidak menyuruh kita untuk beribadah secara khusus di malam atau tanggal tertentu. Oleh karena itu, amalan yang biasa dilakukan di malam Nisfu Syaban seperti shalat jamaah, berdoa, dan membaca surat Yasin bersama tidak ada tuntunannya. Jadi lakukanlah lah ibadah shalat dan berdoa seperti biasanya.



Berikut ini amalan keliru yang biasa dilakukan di malam Nisfu Syaban. Selain tidak ada tuntunan dan haditsnya, amalan ini juga tidak dilakukan oleh kebanyakan umat islam di seluruh dunia.


Mengirim doa untuk kerabat yang telah meninggal dunia dengan Yasinan dan Tahlilan. Amalan ini tidak dikhususkan untuk dilakukan di malam Nisfu Syaban. Berdoa untuk kerabat yang telah meninggal dunia bisa dilakukan kapan saja, tanpa harus menunggu bulan Syaban terlebih dulu. 


Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wa Sallam dan para sahabat tidak pernah mengamalkannya, Menghidupkan malam Nisfu Syaban dengan shalat dan berdoa. Sekali lagi, Rasul dan para sahabat tidak pernah mengkhususkan waktu tertentu untuk shalat berjamaah dan berdoa. Amalan ini bisa dilakukan kapan saja. Seandainya ada pengkhususan malam tertentu untuk ibadah, tentu malam Jum’at lebih utama dikhususkan daripada malam lainnya. Karena malam Jum’at lebih utama daripada malam-malam lainnya. 


Rasulullah bersabda,

لاَ تَخْتَصُّوا لَيْلَةَ الْجُمُعَةِ بِقِيَامٍ مِنْ بَيْنِ اللَّيَالِى وَلاَ تَخُصُّوا يَوْمَ الْجُمُعَةِ بِصِيَامٍ مِنْ بَيْنِ الأَيَّامِ


Janganlah mengkhususkan malam Jum’at dari malam lainnya untuk shalat. Dan janganlah mengkhususkan hari Jum’at dari hari lainnya untuk berpuasa. (HR. Muslim, No. 1144)


Melakukan ziarah kubur pada bulan Syaban. Berkunjung ke makam sanak saudara tidak boleh hanya dilakukan di waktu tertentu. Kamu bisa melakukan ziarah kubur kapanpun karena hal itu lebih mengingatkan kita kepada kematian. Selain itu, di hadits Rasulullah mengenai ziarah kubur tidak disebutkan bahwa lebih baik dilakukan di bulan Syaban

زُورُوا الْقُبُورَ فَإِنَّهَا تُذَكِّرُكُمُ الآخِرَةَ


Lakukanlah ziarah kubur karena hal itu lebih mengingatkan kalian pada akhirat (kematian). (HR. Muslim, No. 976)


3 amalan keliru di atas sering dianggap oleh sebagian orang harus dilakukan di bulan Syaban. Padahal nyatanya amalan tersebut juga bisa dilakukan kapan saja, tidak perlu menunggu bulan atau malam Nisfu Syaban. Oleh karena itu, kita patut hati-hati dengan amalan yang tanpa dasar. Beramallah dengan ilmu dan sesuai tuntunan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam.


أَنَا فَرَطُكُمْ عَلَى الْحَوْضِ ، لَيُرْفَعَنَّ إِلَىَّ رِجَالٌ مِنْكُمْ حَتَّى إِذَا أَهْوَيْتُ لأُنَاوِلَهُمُ اخْتُلِجُوا دُونِى فَأَقُولُ أَىْ رَبِّ أَصْحَابِى . يَقُولُ لاَ تَدْرِى مَا أَحْدَثُوا بَعْدَكَ


Aku akan mendahului kalian di al haudh (telaga). Dinampakkan di hadapanku beberapa orang di antara kalian. Ketika aku akan mengambilkan (minuman) untuk mereka dari al haudh, mereka dijauhkan dariku. Aku lantas berkata, “Wahai Rabbku, ini adalah umatku.” Lalu Allah berfirman, “Engkau sebenarnya tidak mengetahui ajaran yang tanpa tuntunan yang mereka buat sesudahmu.” (HR. Bukhari, No. 7049).**

Print Friendly and PDF

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama