Netizen Ramai-ramai "Serang" UAS Pasca Gubernur Riau Ditetapkan Tersangka Korupsi


Pekanbaru, (potretperistiwa.com) -
Penetapan status tersangka oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terhadap Gubernur Riau, Abdul Wahid, pada Rabu (5/11/2025) terkait kasus dugaan pemerasan di lingkungan Dinas PUPR PKPP Riau, menimbulkan gelombang reaksi yang tidak hanya tertuju pada sang gubernur, tetapi juga menjalar ke pendakwah terkemuka, Ustazd Abdul Somad (UAS).


UAS, yang dikenal memiliki kedekatan dengan Abdul Wahid dan sempat menyatakan dukungannya di masa Pilkada 2024, kini menjadi sasaran "serangan" kritik dan nasihat dari warganet di media sosial.


Kontroversi Pernyataan Awal UAS

Reaksi keras netizen bermula dari unggahan dan video UAS tak lama setelah kabar Operasi Tangkap Tangan (OTT) KPK merebak pada Senin (3/11/2025). Dalam pernyataan awalnya, UAS sempat mengklarifikasi bahwa Gubernur Riau hanya dimintai keterangan dan yang terkena OTT adalah Kepala Dinas PUPR dan Kepala UPT.


”Berita yang betul itu, Kadis PUPR dan Ka UPT OTT, Gubernur Riau dimintai keterangan, itu yang betul," ujar UAS dalam video yang beredar.

 

Klarifikasi ini kontras dengan fakta yang kemudian diumumkan KPK, di mana Abdul Wahid, yang merupakan salah satu dari 10 orang yang diamankan, resmi ditetapkan sebagai Tersangka dalam kasus dugaan korupsi.


Kekecewaan dan Kritik Netizen

Setelah penetapan tersangka, kolom komentar di akun media sosial UAS dan akun lain yang memberitakan kasus ini dibanjiri komentar yang menunjukkan kekecewaan dan kritik. Netizen menilai pernyataan awal UAS dianggap kurang tepat dan terlalu membela, terutama mengingat status sang gubernur yang kini resmi memakai rompi oranye KPK.


Beberapa poin utama kritik netizen:

Menuntut Kejujuran: Banyak komentar yang mengutip hadis atau pepatah, seperti: "Katakanlah yang benar walaupun itu pahit," untuk menyindir UAS yang dianggap terlalu membela meskipun faktanya jelas.

 

Peringatan Politik: Sejumlah netizen juga menasihati UAS agar tidak terlalu "terjun dalam" ke dunia politik praktis, khawatir hal ini akan merusak citra dan kredibilitasnya sebagai ulama.


Pantun Sindiran: Bahkan ada yang membuat pantun sindiran: "Pergi jalan ke teluk kuantan, bawa oleh-oleh buah semangka. Ustaz bilang dia cuma diminta keterangan, alamak rupanya dia sudah jadi tersangka."


Dukungan Bermoral: Meskipun banyak kritik, tidak sedikit pula netizen yang memberikan dukungan moral kepada UAS, mengingatkannya untuk tetap husnudzon (berprasangka baik) dan mengambil hikmah dari kejadian ini.


Pelajaran di Tengah "Laut Politik"

Sebelum penetapan tersangka, UAS juga sempat mengunggah narasi panjang yang menceritakan kisah hidup Abdul Wahid, yang disebutnya sebagai anak yatim yang pernah menjadi kuli bangunan, disertai pesan moral tentang "laut politik yang menghempas" dan ujian kekuasaan.


Namun, pesan menyentuh ini tidak sepenuhnya meredam kritik setelah KPK merinci kasus yang menjerat Abdul Wahid, yakni dugaan pemerasan terkait "jatah preman" dari dana proyek sebesar kurang lebih Rp 7 Miliar.


Kasus ini kembali menjadi pengingat bagi figur publik seperti Ustaz Abdul Somad akan risiko dan konsekuensi yang harus dihadapi ketika memilih untuk berpihak pada sosok tertentu di ranah politik. Dukungan moral dan doa dari para pengikut tetap ada, tetapi kritik atas pernyataan yang keliru tidak terhindarkan di era keterbukaan informasi ini.


Namun sampai berita ini diterbitkan Redaksi Ustadz Abdul Somad atau UAS belum dapat dikonfirmasi dan belum memberikan tanggapan terkait penetapan status tersangka kepada Gubernur Riau Abdul Wahid. ****(Red). 

Print Friendly and PDF

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama