Waduh !, Harga TBS di Riau Kembali Terjun Bebas


Kampar, (potretperistiwa.com) - Harga Tandan Buah Segar (TBS) Sawit saat ini kembali mengalami penurunan secara tiba-tiba. Dengan anjloknya harga TBS secara tiba-tiba tersebut, sontak banyak para petani yang mengaku shock karena penurunan secara drastis tanpa aba-aba.


Sebelumnya Pemerintah telah mengumumkan pelarangan ekspor kelapa sawit (CPO) dan minyak goreng dan bahan baku mulai 28 April 2022. Kebijakan itu merupakan respons dari problematika minyak goreng didalam Negeri. Kebijakan tersebut dirasakan berimbas kepada petani sawit khususnya di Kabupaten Kampar- Riau.


Dimana mereka (Red- Petani Sawit) merasa gundah serta cemas atas dampak kebijakan tersebut. Seperti yang dirasakan oleh salah seorang petani sawit bernama Syam (LK 48) Warga Desa Sawah Kecamatan Kampar Utara Kabupaten Kampar- Riau.


Dimana Tandan Buah Segar (TBS) saat ini  Minggu (24/4/2022) dihargai sebesar Rp. 1750/kg nya, sebelumnya masih dikisaran Rp. 3250-3300/kg nya.


"Seiring turunnya harga TBS seharusnya harga pupuk juga mengalami penurunan,

Kalau lah harga TBS Rp. 1750/kg dibandingkan harga pupuk kalium klorida (KCL) non subsidi diharga Rp 800.000 per karung tentu tidak relevan lagi "  tuturnya.


Dikatakan Syam, semoga kondisi harga TBS ini cepat berlalu dan berharap juga agar ini bersifat sementara.


" Semoga petani indonesia lebih berjaya lagi kedepannya, Negri ini kaya akan Sumber Daya Alam (SDA) diatas minyak dibawah minyak " tutur Syam.


Hal senada juga dikatakan Jon, menurut dia jika  harga kepala sawit terus menerus seperti ini, bagaimana petani bisa merawat kebunnya untuk membeli pupuk maupun biaya perawatan. Sedangkan untuk makan saja tidak cukup,” ujarnya.


“Kita berharap pemerintah mempunyai perhatian serius terhadap harga komoditi pertanian rakyat baik kelapa sawit maupun karet serta komoditi pertanian lainnya. Sungguh ironi pemerintah koar-koar mau meningkatkan kesejahteraan petani, tetapi harga komoditi pertanian tidak kunjung naik malah bertambah turun,” tegasnya.***(Zulhermis).

Print Friendly and PDF

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama